MAIN MENU

Senin, 19 November 2012

MENGGAMBAR GARIS, HURUF DAN ANGKA

1. Garis
a. Jenis Garis dan Penggunaannya
Dalam gambar teknik, digunakan beberapa jenis garis yang masing-masing mempunyai
arti dan kegunaan yang berbeda-beda. Jenis garis dan fungsinya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Jenis garis
1. Garis lurus tebal fungsi sebagai Garis nyata, Garis tepi
2. Garis lurus tipis fungsi sebaga Garis Bantu, Garis arsir, Garis ukuran, Garis sumbu
3. Garis putus -putus fungsi sebaga Garis bentuk nyata terhalang
4. Garis strip titik strip fungsi sebagai Garis sumbu bentuk, Garis simetri bentuk, Garis batas potongan
5. Garis strip titik-titik strip fungsi sebagai Garis batas persil

2. Huruf dan Angka

Ada dua tipe huruf di dalam gambar teknik, yaitu huruf berdasarkan ISO dan huruf
berdasarkan proporsi.

Di dalam menggambar huruf dengan proporsi, setiap huruf memiliki
ruang huruf. Ruang huruf memiliki tinggi dan lebar. Berdasarkan
perbandingan (proporsi) lebar dan tinggi ini huruf-huruf dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu: huruf kurus, huruf normal dan huruf gemuk.
Proporsi huruf kurus adalah 1 : 2 dan 3 : 5. Garis normal berproporsi
2 : 3 dan 3 : 4. Garis gemuk dengan proporsi 1 : 1

Beberapa huruf apabila bersebelahan harus dikurangi jarak antar
hurufnya. Ada beberapa jenis pertemuan huruf yang harus dikurangi
jaraknya.
a. Pertemuan huruf-huruf bulat.
Huruf-huruf bulat, seperti O, Q, G dan C apabila bertemu, maka jarak antar
hurufnya dikurangi setengah jarak normalnya.
b. Pertemuan antara huruf L - A dan T - V
Pada pertemuan antara kedua huruf ini, jarak antar hurufnya hendaknya dikurangi
setengahnya.
ALAT DAN BAHAN GAMBAR

Alat-alat gambar yang diperlukan di dalam menggambar teknik
meliputi :

1. Kertas Gambar
a. Jenis Kertas

Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat digunakan untuk menggambar teknik adalah:

1) Kertas Padalarang
2) Kertas manila
3) Kertas Strimin
4) Kertas roti
5) Kertas Kalkir
b. Ukuran Kertas

Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuran pokok kertas
gambar adalah A0. Ukuran A0 adalah 1 m2 dengan perbandingan Ö2 : 1 untuk panjang : lebar. Ukuran A1 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A0. Ukuran A2
diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A1. Demikian seterusnya. Ukuran kertas gambar dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan perbandingan ukuran kertas gambar dapat dilihat dari gambar berikut :

Tabel 1. Kertas gambar berdasarkan ukurannya

Seri Ukuran Kertas Ukuran garis tepi
Kiri C

A0 1.189 x 841 20 10
A1 841 x 594 20 10
A2 594 x 420 20 10
A3 420 x 297 20 20
A4 297 x 210 15 5
A5 210 x 148 15 5

2. Pensil Gambar
Pensil adalah alat gambar yang paling banyak dipakai untuk latihan menggambar atau
menggambar gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiri dari batang pensil dan isi
pensil.

a. Berdasarkan bentuknya ada dua jenis pensil gambar, yaitu :

1) Pensil Batang
Pada pensil ini, antara isi dan batangnya menyatu. Untuk
menggunakan pensil ini harus diraut terlebih dahulu. Habisnya
isi pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil. Gambar
pensil batang dapat dilihat pada gambar 3.

2) Pensil mekanik
Pensil mekanik, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika Isi pensil habis
dapat diisi ulang. Batang pensil tetap tidak bisa habis. Pensil mekanik memiliki
ukuran berdasarkan diameter mata pensil, misalnya 0.3 mm, 0.5 mm dan 1.0 mm.

b. Berdasarkan kekerasan isi pensil , pensil dapat dikelompokkan menjadi pensil
keras, sedang dan lunak. Tabel Pensil berdasarkan kekerasannya

Keras
4H 5H 6H 7H 8H
Sedang
3H 2H H F HB B
Lunak
2B 3B 4B 6B 7B

Keterangan:
H : keras
B : hitam
HB: keras -hitam
F : agak keras

Untuk mendapatkan garis dengan ketebalan yang merata dari ujung ke ujung, maka kedudukan pensil sewaktu menarik garis harus dimiringkan ± 60° dan selama menarik garis sambil diputar dengan telunjuk dan ibu jari.

3. Rapido
Penggunaan rapido untuk menggambar dengan teknik tinta dianggap lebih praktis
daripada dengan trekpen.Ukuran rapido dibedakan berdasarkan ketebalan garis yang
dihasilkan mata rapido.
4. Penggaris
Penggaris yang sering digunakan untuk menggambar teknik adalah penggaris –T dan
penggris segitiga.

a. Penggaris-T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala
berupa mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 90.

b. Penggaris Segitiga
Penggaris segitiga terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 45, 90, 45 dan
satu buah penggaris bersudut 30, 90 dan 60.Sepasang pengagris segitiga ini
digunakan untuk membuat garisgaris sejajar, sudut-sudut istimewa dan garis yang
saling tegak lurus. Gambar 11 sampai 16 menunjukkan cara menggunakan penggaris
segitiga dan penggaris-T.

5. Jangka
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara
menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran
dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk menggambar garis lingkarannya.
beberapa jenis jangka.
a. Jangka biasa
b. Jangka bagi
c. Jangka pompa
d. Jangka pegas
e. Batang pemegang pena tarik
f. Pena tarik (trek pen)
Kedukukan pena tarik sewaktu menarik garis sebaiknya miring 60 terhadap meja
gambar.

6. Penghapus dan alat pelindung penghapus
Ada dua jenis penghapus, yaitu penghapus lunak dan penghapus keras. Penghapus
lunak untuk menghapus gambar dari pensil dan penghapus keras untuk menghapus
gambar dari tinta. Agar gambar yang akan dihapus tepat dan tidak menghilangkan
gambar yang lain, maka digunakan plat pelindung penghapus

7. Alat-alat Penunjang lainnya
Ada beberapa alat penunjang gambar teknik lainnya yang kadang-kadang diperlukan
di dalam menggambar adalah :
a. Busur derajat
Busur derajat digunakan untuk mengukur dan membagi sudut.
b. Sablon huruf dan angka
Sablon huruf dan angka adalah sebuah alat gambar yang digunakan untuk
menggambar huruf dan angka, agar diperoleh tulisan yang rapi dan seragam dan
mengikuti standar ISO.
c. Mal lengkung
Mal lengkung digunakan untuk membuat garis lengkung yang tidak dapat dibuat
dengan jangka. Dalam satu set mal lengkung ada jenis mal.
d. Mal bentuk
Untuk membuat gambar geometri dan simbol-simbol tertentu dengan cepat, maka
digunakan mal bentuk.

8. Meja Gambar
Meja gambar adalah meja yang digunakan sebagai alas menggambar. Meja gambar
terdiri dari rangka meja gambar dan daun meja gambar. Tidak seperti meja
biasa, meja gambar dapat diubah-ubah ketinggian dan kemiringan daun mejanya.
Bahan daun meja ada bermacammacam, yaitu : daun meja dari papan non magnetik,
papan berlapis magnet dan kaca rayben.

9. Mesin Gambar
Mesin gambar adalah mesin manual yang digunakan untuk memudahkan menggambar.
Mesin gambar dapat menggantikan beberapa fungsi alat gambar lainnya seperti busur
derajat, sepasang penggaris segitiga dan mistar T. Berdasarkan bentuknya ada dua
jenis mesin gambar, yaitu: mesin gambar rol dan mesin gambar lengan.

Kamis, 27 September 2012

ILMU TEKNIK LINGKUNGAN: APA, BAGAIMANA, DAN UNTUK APA?

1. Pendahuluan
keberadaan Ilmu teknik Lingkungan saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka menjadi pemeran utama dalam mengatasi persoalan menyangkut kerusakan lingkungan. mengingat persoalan Lingkungan adalah masalah yang bersifat global (mendunia). Maka tuntutan bagi jurusan Teknik Industri Universitas 45 untuk melahirkan tenaga-tenaga lingkungan yang handal sebagai luaran yang mengambil peran dalam mengatasi persoalan lingkungan di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan dan Indonesia bagian Timur.

Adapun hal-hal lain yang melatarbelakangi sehingga hal ini di anggap penting antara lain, Pertama, adalah masih sangat minimnya tenaga sarjana teknik lingkungan yang ada di Indonesia yang dihasilkan beberapa perguruan tinggi di Indonesia baik PTN maupun PTS, padahal tenaga ahli dibidang tersebut merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dan urgen diperlukan terlebih pada saat Indonesia memasuki era industrialisasi sekitar tahun 1980-an sampai pada era Globalisasi seperti sekarang ini, tidak terkecuali di Sulawesi Selatan.

Kedua, adalah untuk mengantisipasi semakin kompleksnya permasalahan lingkungan yang timbul dari waktu ke waktu yang dihadapi umat manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif, khususnya permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan masalah pencemaran industri, baik pencemaran terhadap air maupun udara.
Ketiga, yaitu untuk mencoba membantu memecahkan masalah atau persoalan yang dihadapi manusia sehubungan dengan masalah lingkungan yang timbul dengan menggunakan pendekatan ilmu dan teknologi lingkungan, baik secara preventif maupun rehabilitatif/kuratif.

Keempat, yaitu untuk membantu Pemerintah Daerah dalam hal ini Badan-Badan atau Dinas terkait di Provinsi Lampung dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang cakap, handal, tangguh serta profesional di bidang lingkungan.
Bila ditengok kebelakang pencemaran oleh industri sudah mulai ada sejak dimulainya revolusi industri di Inggris pada tahun 1763. Sejak saat itu berbagai permasalahan lingkungan sehubungan dengan pencemaran udara dan air dalam kaitannya dengan menjamurnya industri di berbagai belahan dunia dengan berbagai dampak kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkannya telah menjadi suatu problema besar yang semakin berkembang menjadi isu global, seperti masalah pemanasan global (global warming) dengan efek rumah kacanya (green house effect), hujan asam (acid rain), penyusutan lapisan ozon (ozone depletion).

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana Amerika pernah mengalami suatu musim semi yang sepi (Silent Spring) tanpa kicauan burung-burung, tanpa kehadiran kupu-kupu yang indah, dan berbagai satwa lainnya, karena ternyata mereka semua telah mati terbunuh oleh Pestisida yang saat itu mulai banyak diproduksi dan digunakan oleh petani di Amerika sebagai salah satu keluaran (output) industri.
Belum lagi tragedi Minamata Tahun 1952 di teluk Minamata Jepang yaitu peristiwa tercemarnya air laut oleh logam berat Mercury akibat pencemaran oleh industri yang membuang berton-ton air raksa ke sungai dan laut yang kemudian masuk ke tubuh manusia melalui ikan yang dikonsumsi lewat proses makan memakan (rantai makanan) yang mengakibatkan timbulnya penyakit aneh pada manusia (Itai-itai) atau Kucing Menari.

Demikian juga kabut asap yang menyelimuti udara kota Los Angeles (Industrial Smog – Gray Air City) yang dihasilkan dari industri-industri yang menyebabkan langit udara kota-kota tersebut berwarna kelabu kemerahan (kabut berjelaga), timbulnya berbagai penyakit akibat pencemaran industri, meningkatnya kecelakaan di lingkungan kerja, dan lain-lain.

2. Lahirnya Ilmu Teknik Lingkungan

Pada saat timbulnya berbagai permasalahan lingkungan khususnya pencemaran oleh industri sebagaimana dikemukakan di atas, ilmu teknik lingkungan barangkali belumlah dikenal sebagai salah satu disiplin ilmu dan belum berkembang. Orang dapat saja mendirikan suatu industri tanpa mengetahui tentang ilmu teknik industri, apalagi merencanakan, merancang/mendisain suatu teknologi pengelolaan limbah untuk industri belumlah terpikirkan.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan pada saat dimulainya revolusi industri pencemaran air dan udara merajalela di berbagai belahan dunia. Lama kelamaan belajar dari pengalaman dan permasalahan yang dihadapi manusia sehari-hari dalam interaksi dengan lingkungannya, semakin lama semakin disadari bahwa untuk mengantisipasi masalah lingkungan tersebut perlu suatu upaya perencanaan, pengelolaan, pengendalian maupun pencegahan dengan menggunakan suatu ilmu dan teknologi. Kemudian lahirlah ilmu “Teknik Lingkungan”.

Ilmu Teknik Lingkungan pada dasarnya adalah perpaduan (integrasi) dari 3 bidang ilmu yaitu Tata Ruang (dari Planologi), Kesehatan Lingkungan (dari Kesehatan Masyarakat), dan Teknik Penyehatan (dari Teknik Sipil). Oleh karena telah diakui sebagai suatu disiplin ilmu, tentunya Ilmu Teknik lingkungan telah memenuhi kriteria atau ciri keilmuan seperti adanya obyek yang dikaji, memiliki metode yang jelas (metode ilmiah), tersusun dalam suatu sistem yang teratur dan terkontrol, dan bersifat universal.

Untuk itu, salah satu tujuan pendidikan yang ingin dicapai di Jurusan Teknik Lingkungan adalah menghasilkan sarjana teknik lingkungan yang mampu memecahkan masalah lingkungan yang dihadapi manusia dengan menggunakan prinsip-prinsip metode ilmiah (Scientific Methode) yang dimulai dari pengamatan (observasi), terhadap lingkungan sekitar, merumuskan masalah, menyusun suatu hipotesis, melakukan serangkaian pengukuran, eksperimen dan pengujian-pengujian atas data-data yang diperoleh (analisis), lalu kemudian menarik suatu kesimpulan. Untuk itu seorang sarjana teknik lingkungan haruslah mampu berpikir logis, analitik . dan sistematik.
Di samping itu, seorang sarjana teknik lingkungan harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang ilmu-ilmu dasar seperti matematika, kimia, fisika, biologi, kemudian pengetahuan tentang ekologi sebagai dasar untuk memahami lingkungan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengetahuan tentang dasar-dasar keteknikan seperti menggambar rekayasa, menggambar teknik, dasar-dasar perencanaan dan juga manajemen.

Oleh sebab itu, visi dan misi jurusan Teknik Industri yang berorientasi pada Ilmu Lingkungan adalah menghasilkan seorang sarjana teknik Industri Lingkungan yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam mendisain/merancang, merencanakan suatu teknologi pengelolaan limbah industri, limbah rumah tangga pemukiman, merencanakan bangunan pengolahan air buangan, bangunan pengolahan air minum, teknologi pengolahan air minum, merekayasa lingkungan permukiman dan perkotaan, menganalisis dampak lingkungan dari suatu rencana kegiatan/proyek, melakukan pengelolaan limbah padat, cair, gas, dan kebisingan, melakukan pemantauan dan evaluasi lingkungan, dan lain-lain.

Oleh karena itu ilmu teknik lingkungan dapat dikatakan merupakan ilmu terapan (Applied Science) yaitu bagaimana manusia menerapkan prinsip-prinsip ekologi/ilmu lingkungan dalam mengatasi persoalan lingkungan yang dihadapinya.
Harus disadari bahwa masalah lingkungan dapat terjadi sebagai akibat pemanfaatan ruang (Tata Ruang) yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang telah digariskan sesuai dengan Undang-Undang Penataan Ruang suatu wilayah atau negara. Pendirian suatu industri dikawasan pemukiman adalah suatu contoh pemanfaatan ruang yang akan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti pencemaran maupun dampak sosial. Oleh karena itu adanya perencanaan tata ruang yang baik dalam suatu wilayah akan dapat mengendalikan laju pembangunan yang tidak terarah yang selanjutnya dapat mencegah dan mengendalikan kerusakan lingkungan.

Di samping itu, tata ruang juga berfungsi mencegah timbulnya konflik pemanfaatan ruang yang sangat berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, seorang sarjana teknik lingkungan haruslah dibekali dengan ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota (Tata Ruang).

3. Peranan Ilmu Teknik Lingkungan dalam Pembangunan

Masalah lingkungan juga dapat timbul sebagai akibat kondisi lingkungan yang buruk yang berdampak terhadap kesehatan manusia. Oleh karena itu, dengan ilmu teknik lingkungan, lingkungan dapat direkayasa oleh manusia untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit akibat lingkungan. Pembuatan septiktank di setiap rumah tangga merupakan salah satu penerapan teknologi sederhana pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah rumah tangga. Demikian pula perencanaan sistem drainase (SPAL) yang baik dalam suatu perkotaan dapat menghindari timbulnya masalah banjir dan penularan berbagai penyakit menular.

Perencanaan dan perancangan sumur yang baik juga dapat menghindari manusia dari penyakit bawaan air (water borne desease) seperti diare, kolera, disentri, dimana kesemuanya itu membutuhkan ilmu dan teknologi yang harus dikuasai oleh seorang sarjana teknik lingkungan. Oleh karena itu, dari kacamata seorang sarjana teknik lingkungan berbagai persoalan lingkungan yang timbul tersebut harus didekati dengan ilmu dan teknologi lingkungan.

Di dunia industri sarjana teknik lingkungan diharapkan dapat berperan sebagai tenaga yang handal dalam merencanakan dan merancang suatu alat teknologi pengelolaan limbah untuk menciptakan industri yang berwawasan lingkungan. Di sini peran sarjana teknik lingkungan diperlukan terutama dalam mendisain, menentukan ukuran bangunan, pemilihan teknologi rancang bangun, jenis pengolahan yang akan digunakan apakah secara fisika, kimia maupun biologis, dengan terlebih dahulu diperoleh informasi tentang yang menyangkut jenis bahan baku, proses produksi, kapasitas produksi, debit limbah, karakteristik limbah, luas lahan yang ada, volume limbah, dan lain-lain.

Sebab bagi suatu industri di era globalisasi dan pasar bebas sekarang ini bila ingin tetap survive tidak ada pilihan selain harus tunduk pada peraturan dan undang-undang untuk tidak mencemari lingkungan. Oleh karena itu pengolahan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan sampai memenuhi baku mutu (effluent standard) yang ditetapkan dengan menyediakan suatu instalasi pengolahan air limbah (IPAL) bagi setiap industri menjadi suatu keharusan.

Terlebih saat ini dunia memberlakukan suatu sistem sertifikasi penjaminan mutu suatu produk industri atau Sistem Manajemen Mutu (ISO 9000) maupun Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14000), dimana bila suatu produk/barang dagangan kualitasnya tidak memenuhi standar dunia tidak akan laku di pasar dunia atau diboikot.

Demikian pula bila barang dagangan tersebut ternyata dihasilkan dari suatu proses produksi yang ternyata mencemari lingkungan, barang dagangan tersebut akan ditolak di pasar dunia (Ecolabeling). Hal ini masih ditambah dengan lahirnya gerakan konsumen sedunia, yaitu timbulnya kesadaran masyarakat konsumen dunia (Green Consumer) yang hanya mau membeli suatu produk industri yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang ramah lingkungan (Environmental Friendly).

Walaupun dalam upaya pemerolehan sertifikasi ini bukan suatu pemaksaan dari pemerintah, namun secara lambat laun dunia industri semakin menyadari bahwa pemerolehan ISO tersebut adalah penting bagi kelangsungan industrinya. Walaupun pada awalnya pengolahan limbah dengan membangun IPAL dianggap sebagai sesuatu pemborosan, namun pada akhirnya disadari bahwa hal itu adalah sesuatu yang menguntungkan baik dari segi ekonomi maupun lingkungan (eko-efisiensi).

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas pihak industri mau tidak mau harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk SDM profesional. Hal ini harus ditangkap sebagai tantangan dan peluang bagi seorang sarjana teknik lingkungan untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

4. Penutup

Sebagai salah satu jurusan di Fakultas Teknik Universitas Malahayati, jurusan teknik lingkungan secara berkala meninjau ulang kurikulum yang digunakan sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat dan tuntutan dunia kerja dan stakeholder. Ditunjang oleh staf pengajar profesional dan berkompeten dibidangnya menyebabkan Teknik Lingkungan menjadi salah satu jurusan yang prospektif. Dalam sejarah perjalanannya sampai dengan saat ini tahun 2003 Jurusan Teknik Lingkungan telah meluluskan kurang lebih 80 sarjana teknik lingkungan (ST), dimana mereka sebagian besar terserap di berbagai lapangan kerja, seperti Pemda, Bappeda, Bapedalda, PDAM, Industri, Dinas Kesehatan, Konsultan Amdal, dan lain-lain. Mengingat jurusan teknik lingkungan ini hanya satu-satunya di Provinsi Lampung dan Sumbagsel menyebabkan tingkat persaingan alumni dalam memperoleh berbagai lapangan kerja menjadi sangat kecil.

Ke depan kebutuhan akan tenaga teknik lingkungan diperkirakan akan semakin meningkat sejalan dengan semakin tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dan pemerintah akan lingkungan yang baik dan sehat. Salah satu bentuk atau wujud kepedulian tersebut adalah dibentuknya suatu Departemen dengan seorang Menteri yang mengurus masalah lingkungan yaitu Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL).

Demikian juga dibentuknya badan-badan pengendalian dampak lingkungan di daerah-daerah tingkat II Kabupaten (BAPEDALDA KABUPATEN) menunjukkan komitmen dan kesungguhan pemerintah dalam mengatasi masalah lingkungan tersebut. Kiranya peluang ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya baik oleh calon-calon mahasiswa teknik lingkungan, mahasiswa maupun sarjana teknik lingkungan.

Dalam memasuki usia Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Malahayati yang ke 9 saat berlangsungnya wisuda Universitas Malahayati yang ke-III tahun 2003 ini diharapkan Jurusan teknik lingkungan semakin dewasa dan lebih dapat berkiprah dan bergelut terlebih dalam era otonomi daerah dimana kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan menjadi semakin besar, sehingga bila tenaga-tenaga pengelolanya tidak cukup profesional, cakap, dan tidak punya komitmen, dikhawatirkan potensi kerusakan lingkungan menjadi semakin besar pula. Untuk itu, masih sangat banyak diperlukan tenaga-tenaga sarjana teknik lingkungan atau manusia-manusia yang peduli terhadap lingkungan.
Hal ini hanya dapat tercapai bila semua unsur atau komponen dalam sistem pendidikan tersebut seperti dosen, mahasiswa, kurikulum, administrasi, alumni, sarana dan prasarana saling bersinergi untuk menciptakan Jurusan Teknik Industri Lingkungan yang berkualitas, unggul, dan menjadi pilihan utama calon mahasiswa di masa depan. Semoga!!!


SILABUS TEKNIK LINGKUNGAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Nama Mata Kuliah : Teknik Lingkungan
Kode/jumlah SKS : 112 TI3/3 SKS
Kurikulum : Lokal
Persyaratan : -
Semester Penyajian : Pertama/Ganjil
Nama dosen : Al-gazali, ST
Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas tentang sumber, reaksi-reaksi, transport, hukum, pengaruh, pengolahan dari suatu bahan kimia di lingkungan.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti Mata kuliah ini mahasiswa akan dapat mengidentifikasi fenomena yang diakibatkan oleh senyawa kimia di lingkungan.

MATERI :
BAB I : Ruang Lingkup Teknik Lingkungan

sub pokok bahasan:
1. Definisi teknik lingkungan dan kimia lingkungan
2. Definisi ekologi & kimia analisis
3. Air, udara, tanah dan kehidupan
4. Pencemaran
5. Pengolahan lingkungan


BAB II : Dasar-Dasar Hukum Lingkungan
sub pokok bahasan :
1. Sejarah hukum lingkungan
2. Kasus-kasus lingkungan
3. Peran UU lingkungan
4. Hukum internasional
5. Hukum lingkungan RI
6. Perda-perda


BAB III : Macam-Macam Pencemaran & Dampak yang ditimbulkan
sub pokok bahasan :
1. Pendahuluan
2. Limbah cair
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah padat
5. Penentuan nilai ambang batas
6. Bahan beracun & berbahaya /B3
7. Dampak pencemaran

BAB IV : Cara Mengatasi Pencemaran
sub pokok bahasan :
1. Pendidikan lingkungan
2. Teknologi pencegahan & penanggulangan
3. Pendekatan ekonomi
4. Pengolahan lingkungan

BAB V : Sistem Pengolahan Limbah
sub pokok bahasan :
1. Pendahuluan
2. Pengolahan limbah cair
3. Pengolahan limbah padat
4. Pengolahan limbah gas


BAB VI: Global Warming
sub pokok bahasan :
1. Pendahuluan
2. Pemanasan Global
3. Gejala Pemanasan Global
4. Gas Rumah Kaca
4. Hujan Asam
5. Kerusakan Lapisan Ozon


BAB VII: Sifat dan Susunan Atmosfir

sub pokok bahasan :
1. Pentingnya atmosfir
2. sifat-sifat atmosfir
3. struktur atmosfir
4. energi bumi dan matahari
5. susunan kimia atmosfir
6. reaksi-reaksi kimia di atmosfir
7. pengaruh oksigen dan nitrogen di atmosfir

Daftar Pustaka :
1. Arya Wardana wisnu. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan., Andi. Yogyakarta
2. Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri., C.V. rajawali. Jakarta
3. Manahan S.E. 1997. Enviromental Chemistry., Willard Grand Press. Boston
4. Latifah. K.F. 1989. Kimia Lingkungan., Dikti. Jakarta
5. Soemarwoto Otto. 1989. Ekologi Lingkungan hidup dan pembangunan., Djambatan. Jakarta.
6. Sutrisno T. dkk. 1987. teknologi penyediaan air bersih., Rineka cipta. Jakarta.






Minggu, 29 April 2012

SadarDiri Institute: Pengenalan Komputer

SadarDiri Institute: Pengenalan Komputer: BAB I PENDAHULUAN A.           APA ITU KOMPUTER Perkembangan komputer dari masa ke masa salalu mengalami peningkatan. Pada awalnya...

Selasa, 24 April 2012

Silabus Bahan Konstruksi Teknik Kimia

No
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
STRATEGI INSTRUKSIONAL
ESTIMASI WAKTU
MEDIA DIGUNAKAN
PUSTAKA
1
2
3
4
5
6
7
8

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat :






I
Menjelaskan ruang lingkup bahan konstruksi kimia
Pengenalan bahan dan sifat-sifatnya
~  Struktur dan sifat pengolahan
~  Sifat mekanik
~  Sifat termal
~  Sifat kimia
~  Penyajian sifat

~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan
~  Menjelaskan kaitan antara materi pertemuan ke-1 dengan matakuliah lain
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD

II
Menjelaskan tentang sistem ikatan kimia atom
Iktisar sifat kimia bahan
~  Atom dan  ion
~  Ikatan primer dan sekunder
~  Molekuler
~  Bilangan koordinasi
~  Jenis bahan

~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan
~  Menjelaskan kaitan antara materi pertemuan ke-2 dengan pertemuan sebelumnya dengan matakuliah lain
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
~  Pemberian tugas
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD

III
Menjelaskan fungsi dan mekanisme trnsfortasi elektron
Tranportasi elektron  dalam benda padat
~  Konduktivitas logam
~  Isolator
~  Semikondiuktor
~  Alat semikonduktor

~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan
~  Menjelaskan kaitan antara materi pertemuan ke-3 dengan materi sebelumnya
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
~  Pemberian tugas
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD

IV
Menjelaskan bahan logam dan non logam
Bahan logam dan non logam
~  Bahan logam
~  Bahan nonlogam

~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan & kaitannya dengan materi pertemuan ke-4 dengan materi sebelumnya
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
~  Pemberian tugas
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD

V
Menjelaskan unsur-unsur paduan dan pengaruhnya pada baja
Unsur-unsur paduan logam dan pengaruhnya
~  Unsur-unsur paduan logam
~  Pengaruh unsur paduan
~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan serta kaitan antara materi pertemuan ke-5 materi sebelumnya
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
~  Pemberian tugas
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD

VI
Mengidentifikasi logam ringan dan berat  
Logam ringan dan berat
~  Logam ringan
~  Logam berat
~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan serta kaitan antara materi pertemuan ke-6 dengan materi sebelumnya & matakuliah lain
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
~  Pemberian tugas
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD

VII
Menjelaskan karakteristik bahan sintetis
Bahan sintetis
~  Pendahuluan
~  Plastik
~  Bahan Isolasi
~  Jenis bahan penyekat
~  Bahan packing
~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan serta kaitan antara materi pertemuan ke-7  dengan materi sebelumnya & matakuliah lain
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD

VIII
Mengetahui penyebab, pencegahan korosi dan pelumasan
Korosi dan cara melindungi
~  Penyebab korosi
~  Bentuk korosi
~  Pencegahan korosi
~  Minyak pelumas
~  Gemuk
~  Penggunaan pelumas

~  Menjelaskan cakupan materi pertemuan
~  Menjelaskan kaitan antara materi pertemuan ke-1 dengan matakuliah lain
~  Menjelaskan secara umum kepada mahasiswa disertai pertanyaan dan tanggapan
~  Pemberian tugas
2 x 50”
Whiteboard dan OHP/LCD